TANJUNGPANDAN, babelaktual.com – Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) RI menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) penanganan isu-isu lingkungan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Kep. Babel) yang dilaksanakan di Ballroom Swiss Belresort Belitung, Selasa (2/8/2022).
Nani Hendiarti selaku Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenko Marves dalam sambutannya mengatakan bahwa saat ini Belitung menjadi salah satu _pilot project_ untuk pengembangan _Integrated Area Development_ (IAD). Sehingga melalui kegiatan ini menjadi buktu bahwa pemerintah hadir untuk masyarakat.
Untuk itu diperlukan kerja sama lintas kementerian/Lembaga dalam bersinergi guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melakukan upaya pengendalian dalam menjaga lingkungan. Salah satu yang sedang didorong adalah sesuai arahan kebijakan Presiden terkait mangrove dengan target rehabilitasi 600.000 ribu hektar.
“Alhamdulillah kita dapat berkumpul di tempat yang cantik, Pulau Belitung, yang disepakati dalam rakor sebelumnya menjadi _pilot project_ untuk pengembangan IAD, master plannya ada di Belitung,” ujarnya.
Dikatakannya, kekayaan dan keindahan alam di Kep. Babel telah dikenal hingga mancanegara, contohnya geopark yang telah diakui Unesco, dan KEK Tanjung Kelayang yang khusus membangun pariwisata. Sehingga pemanfaatan alam tujuannya menyejahterakan masyarakat dan menjaga lingkungan, kelestarian alam, merupakan hal yang akan dibahas dalam pertemuan ini.
“Tentang program mangrove, kami membawa kabar baik, Belitung menjadi kandidat kuat lokasi kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) sebagai _Mangrove Research Centre._ Kita akan diskusi, masukan Ibu Menteri LHK, _world best practice_ untuk mangrove, lokasinya di sini, kerja sama dengan Abu Dhabi, kerja sama internasional. Jadi nanti Belitung bukan hanya ramai oleh wisatawan, tapi peneliti dan perekayasa,” terangnya.
Nantinya akan banyak inovasi produk turunan, termasuk _blue carbon._ Menurutnya, apa yang bisa diupayakan cepat seperti MoU dan persetujuan yang akan kita bahas lintas Kemeneterian/Lembaga.
“Selain itu juga terkait dengan kehutanan sosial, saya sudah sampaikan program pengembangan IAD, di Belitung ada dua lokasi yakni HKm Juru Sebrang dan HKm Arsel Community yang mengelola Bukit Peramun. HKm ini kelompok masyarakat yang melihat potensi bekas tambang yang diolah menjadi tempat wisata yang menarik,” tambahnya.
Ia juga menyebutkan, saat ini sudah banyak wisatawan yang menikmati pantai dan _agroforestry,_ juga Bukit Peramun yang telah mengembangkan aplikasi wisata termasuk menjaga hewan endemik Tarsius.