MUNTOK, babelaktual.com- Aktifitas penyelundupan Solar ilegal disinyalir masih terus terjadi. Para penyelundup sepertinya memanfaatkan kelengahan petugas dan minimnya personil yang berjaga.
Berdasarkan informasi yang diterima redaksi, aktifitas penyelundupan Solar dilakukan pada ritase kapal Fery yang menyeberang pada malam hari. Pasalnya waktu-waktu tersebut petugas yang belakangan melakukan pemeriksaan mulai melonggar.
“Modusnya berubah pak, sekarang para pelaku merubah waktu menyeberang. Kapal yang dari Pelabuhan Tanjung Api-Api ada yang sandar di Tanjung Kalian sekitar jam 12 ke atas sampai jam 3 pagi. Itu saat di mana penjagaan longgar,” terang sumber redaksi Rabu (19/10/22) malam.
Sumber ini mengakui, bahwa memang ada pengurangan jumlah Solar ilegal yang masuk, jika dibandingkan sebelum terungkap dalam insiden truk Isuzu BG 1710 XL, yang terguling dan kedapatan membawa Solar ilegal. Akan tetapi untuk praktek penyelundupannya diyakini belum sepenuhnya berhenti.
“Jadi kalau dibilang sudah tidak ada lagi kurang tepat. Kalau berkurang mungkin. Soalnya kita mensinyalir masih ada yang lolos. Kalau dulu, hpir setiap hari, dan dalam beberapa kali penyeberangan setiap hari. Itu pun bisa 3 hingga 4 mobil (truk) per pengiriman. Kalau sekarang, ada, tapi jumlahnya tidak sebanyak dulu. Dan tidak setiap hari juga. Karena masih was-was ketahuan petugas,” tambah sumber ini.
Sementara itu, Kasat Polair Polres Bangka Barat, Iptu Sugiyanto mengaku bahwa kekurangan personil juga menjadi kendala. Dan terkadang pihaknya juga disibuk kan dengan giat yg lain.
“Kita masih rutin melakukan pemantauan. Hanya saja memang harus diakui kekurangan personil cukup menjadi kendala bagi kami. Makanya terkadang pada saat kapal yang masuk pada tengah malam hingga dini hari kurang terpantau akhirnya. Bukan melonggarkan, tapi terkadang jumlah personil kita yang jadi pertimbangan,” jelas mantan Katim Buser Hiu Macan Polairud Babel kepada wartawan Kamis (20/10/22).
Pada berita sebelumnya, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Dinas Perhubungan Sumatera Selatan, Iwan Gunawan mengatakan bahwa pihaknya merubah metode pemantauan dan memeriksa kendaraan barang yang akan menyeberang via Tanjung Api-Api. Metode identifikasi terhadap kendaraan dan sopir langganan yang akan menyeberang dilonggarkan. Selain faktor mengenal keterbatasan personil, menurut Iwan pihaknya juga mengenal para sopir tersebut sebagai langgana yang baik.
“Kita juga memantau kalau yang sudah langganan bolak-balik bawa telor, bawa sayur, bawa ayam, tidak mesti kita periksa betul. Karena sudah tau dan mutannya juga terlihat. Tapi kalau kendaraan yang baru pertama kali menyeberang, itu kan kelihatan dari nomor polisinya, apalagi truknya tertutup tidak mau dibuka, kita akan periksa atau dia kita suruh balik kanan dan tidak diijinkan menyeberang. Kita kan personilnya terbatas. Bukan melonggarkan, akan tetapi kita efisienkan caranya,” tambah Iwan Rabu (19/10/22)