“Sangat disayangkan karena kita, sudah susah payah, agar anggaran itu digunakan untuk pembangunan. Tetapi tidak terealisasi dengan maksimal,” katanya.
Heman juga mempertanyakan, anggaran yang tak maksimal terealisasi itu, apakah berasal dari belanja publik atau aparatur.
“Kalau aparatur mungkin ini penghematan, kalau di belanja publik atau kegiatan pembangunan sangat disayangkan. Kami dari lembaga akan terus mengotrol, monitoring dan saya juga akan evaluasi, perlu memanggil TAPD Pemrov Babel untuk menanyakan hal sebenarnya,” ujarnya.
Ia menegaskan, untuk menilai kinerja baik suatu daerah, satu di antaranya dilihat dari penyerapan anggaran.
“Saya pikir apakah ini kurang semangat, atau memanh kinerja kuramg baik. Tidak bergerak cepat, slow respon sehingga beberapa kegiatan pada hari ini belum mencapai 100 persen. Kenyataan masih jauh dari harapan ada sistem belanja yang kurang baik. Hingga Desember baru menumpuk kegiatan,” tegasnya.
Tentunya, apabila kondisi ini terus dibiarkan kata Herman akan membuat kurang baik untuk pemerintah daerah, dalam menjalankan program dengan menggunakan APBD.
“Apabila ditumpuk bulan Desember, kegiatan baru dilaksakanan ini akan buru-buru dan memberikan hasil yang kurang baik di masyarakat. Seharusnya apabila sudah dilakukan evaluasi oleh kemendagri dan disepakati DPRD. Anggaran itu langsung saja dibelanjakan secepatnya, jangan kegiatan itu menumpuk di Desember,” tutupnya. (**)