PANGKALPINANG, babelaktual.com – Kepala Divisi Pemasyarakatan (kadivpas) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Sahata Marlen Situngkir mengatakan bahwa, sebanyak 180 Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) tindak pidana narkotika di Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Pangkalpinang ikuti rehabilitasi pemasyarakatan, Minggu (19/2/23).
Menurut Kadivpas Situngkir, dasar hukum dari penyelenggaraan layanan Rehabilitasi tsb adalah Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Instruksi Presiden No. 2 Tahun 2020 Tentang Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika dan Prekursor Narkotika Tahun 2020-2024, serta Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Layanan Rehabilitasi Narkotika Bagi Tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan.
“Rehabilitasi Pemasyarakatan adalah serangkaian proses rehabilitasi terpadu yang mencakup rehabilitasi medis, sosial dan pasca rehabilitasi bagi tahanan dan Warga Binaan Pemasyarakatan di UPT Pemasyarakatan, kegiatan ini merupakan bagian tidak terpisahkan dari layanan kesehatan dan pembinaan dalam rangka pemulihan fisik dan mental pada kondisi sebelumnya, agar produktif dan berfungsi sosial di masyarakat,” ujar Kadivpas Situngkir
Lebih lanjut, Kalapas Narkotika Pangkal Pinang Nur Bambang mengatakan, kegiatan rehabilitasi sosial ini dilaksanakan selama 6 bulan, sejak Februari hingga Agustus 2023. Tempatnya di dua blok hunian khusus pada Lapas Narkotika Kelas IIA Pangkalpinang, para peserta rehab dipisahkan dengan WBP lainnya.
“Metode yang digunakan adalah Therapeutic Comunity (TC), metode terapi ini dari Amerika Serikat yang di adaptasi oleh Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham RI. Selanjutnya dijadikan Program Rehabilitasi Pemasyarakatan di Lapas, Rutan dan Balai Pemasyarakatan (Bapas),” jelas Nur Bambang
Therapeutic Community (TC) untuk adiksi, adalah lingkungan yang bebas dari narkoba, orang-orang dengan adiksi, hidup bersama dengan cara yang terorganisir dan terstruktur. Tujuannnya untuk mempromosikan perubahan menuju pemulihan dan reintegrasi kembali di masyarakat.